username : password :
Register | Forgot Password ?
Sitemap | FAQ's
Home | About Us | News | Event | Forum | Gallery | Membership | Partners | Contact Us

News

 

Kamis, 20 Maret 2014
Cegah Hipertensi Hindarkan Kerusakan Jantung, Otak dan Ginjal

News&dDad, Jakarta - Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan primer kesehatan dan masih merupakan masalah kesehatan yang utama dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas 2013).

Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Terdapat banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat, padahal hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya kerusakan organ ginjal, jantung dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan. Keberhasilan pengendalian hipertensi akan menurunkan pula kejadian stroke, penyakit jantung dan penyakit gagal ginjal. Hipertensi yang dikendalikan akan mengurangi beban ekonomi dan sosial bagi keluarga,masyarakat, pemerintah terhadap beban yang diakibatkannya.

Ketua Pelaksana the 8th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension Dr.dr.Yuda Turana, SpS, mengemukakan, pertemuan ini merupakan hal yang sangat penting dan dalam situasi tantangan yang berbeda dibandingkan pertemuan ilmiah InaSH sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal.

“Yang pertama, terdapat banyaknya penelitian dengan publikasi internasional terbaru pada topik diagnosis dan terapi yang memodifikasi panduan tata laksana hipertensi sebelumnya,” kata dia.

Yang kedua, setahun belakangan ini dipublikasi pedoman tata laksana hipertensi terbaru oleh European Society of Hypertension 2013, Canadian Health Education Program 2013 dan 2014 evidence based guideline - Joint National Committee.

Yang ketiga, sistem pelayanan kesehatan nasional yang memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai per Januari 2014.

Hal ini akan sangat penting dan memengaruhi pengendalian hipertensi di Indonesia.

Analisis data lanjut Riskerdas 2007, kasus hipertensi yang sudah terdiagnosis atau yang telah minum obat hipertensi masih rendah yaitu 24,2%. Hal ini menunjukkan bahwa 75,8% kasus hipertensi di masyarakat belum terjangkau pelayanan kesehatan. Analisis lebih lanjut pun menunjukkan hanya sekitar 18% mempunyai tekanan darah yang terkontrol dari yang telah terdiagnosis.

Para dokter klinisi menginginkan suatu panduan penanganan hipertensi menggunakan bukti ilmiah yang terbaik.

Berbagai hal ini yang menjadi latar belakang Pertemuan ilmiah InaSH yang ke-8 mengambil tema : Optimizing Hypertension Management in Primary and Referral Care for Morbidity and Mortality Reduction, yang berusaha menjawab permasalahan tersebut.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Ketua InaSH dr.Nani Hersunarti, SpJP, FIHA, mengemukakan, InaSH sebagai kelompok peminatan hipertensi dengan sumber daya para pakar akademisi di bidang hipertensi mempunyai peranan yang sangat besar dan penting untuk mengadaptasi berbagai perubahan penanganan hipertensi tersebut terhadap situasi global (menyesuaikan berbagai penelitian dan guideline hipertensi terbaru dengan situasi yang ada di Indonesia) dan memberikan suatu input/masukkan pada tata laksana hipertensi di era JKN ini, agar penanganan hipertensi tetap optimal sesuai dengan ilmu kedokteran yang berbasis bukti ilmiah.

 

Link : http://www.newsanddad.com/cegah-hipertensi-hindarkan-kerusakan-jantung-otak-dan-ginjal


Latest News
Minggu, 24 November 2019
15th Asian-Pacific Congress of Hypertension 2019
15th Asian-Pacific Congress of Hypertension 2019... read more
Jumat, 01 Maret 2019
Hypertension News March 2019
Hypertension News March 2019 Opus 55... read more
Jumat, 22 Februari 2019
2nd Announcement 13th InaSH Meeting 2019
2nd Announcement 13th InaSH Meeting 2019... read more