TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hipertensi atau lebih dikenal sebagai penyakit tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang mudah dicegah dan disembuhkan.

Seiring perkembangan teknologi medis, sudah banyak jenis obat yang terbukti ampuh menyembuhkan penyakit ini tanpa efek samping yang berarti.

Yang perlu diperhatikan adalah hipertensi merupakan jenis penyakit yang membutuhkan pengobatan intensif seumur hidup. Pasien harus mengonsumsi obat-obatan hingga akhir hayatnya untuk menjaga tekanan darah di garis normal: 120/80 mm/HG bagi orang dewasa; di bawah 150/90 mm/HG bagi lanjut usia (di atas 60 tahun).

Namun sayang, banyak pasien yang justru melanggarnya. Berdasarkan pengalaman Prof.Dr.dr. Suhardjono, Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI, banyak pasien dengan sengaja berhenti mengonsumsi obat hipertensi karena beranggapan tekanan darah mereka sudah normal.

"Ibarat sebuah per, tekanan darah harus ditekan terus agar tidak merenggang," ujar pakar di Perhimpunan Hipertensi Indonesia ini saat jumpa pers di sela pertemuan The 8th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jumat (7/3/2014) siang.

Faktor risiko tertinggi hipertensi umumnya terdapat pada kelompok pria usia di atas 55 tahun, wanita di atas 65 tahun, merokok, dislipidemia (kadar kolestrol yang tidak normal), memiliki riwayat keluarga hipertensi, gula darah tinggi, dan obesitas.

Suhardjono menegaskan hipertensi seharusnya mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Sebab, tekanan darah tinggi dapat memicu berbagai penyakit mematikan seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung.

Pencegahan dapat dimulai dengan rutin memeriksakan tekanan darah dan menerapkan gaya hidup sehat.

Link : http://www.tribunnews.com/kesehatan/2014/03/07/anggapan-yang-salah-tentang-pengobatan-hipertensi